Wednesday, 29 December 2010

AlFatihah to a young fighter

My mum just informed me that Dr Mas Afzal has returned to our Creator on the 18th Dec 2010. I'm deeply saddened by the news, I didn't know he was admitted with septicemia and lung infections on the 2nd Dec.

If you are wondering how special he was, according to his friends in Sheffield where he studied medicine, during his good health, that soft-spoken young man would brave the cold weather to walk up a steep road to pray Subuh in congregation every day. Only selected people can do that. And Subuh here in UK is not always at 6am everyday, it can be as early as 2 am. Indeed Allah loves him more.

Somehow he had the urge to write a last tribute to his mum. That was his last blogpost.

I'm not exactly sure why I have penned this thoughts down, but I just feel the strong urge to show my deepest appreciation to my mom. My guardian. The one person in life I know will never disappoint. The one person I know who will always provide me with that unconditional love, through the thick and thin. To everyone out there, love your mom and NEVER ever break their heart. Tell them, in your own way, that you love them and that you will never trade your mom with anything in this entire world. 
 Never failed to be touched by this farewell video to his friends.... 





I treasured a saying from his late grandmother,

When you feel poorest, give the most. When you feel the richest, give
even more. When you are at your happiest, pray and be thankful to Allah.
When you are at your angriest, you pray even more.

AlFatihah....

Tuesday, 28 December 2010

Mesir dalam kenangan

Kami baru pulang dari melawat ibu bapa kami di Kaherah, Mesir. Memang sangat seronok! Semua keluarga Papaboyz ada kecuali seorang adik.

Kami melawat Kaherah, Alexandria, Taba', Dahab, Gunung Tursina dan Sharm El-Sheikh.

Saya jatuh cinta dengan unta comel. Di hadapan pintu pagar Universiti Al-Azhar saya berdoa. Di puncak Gunung Sinai kami menyaksikan matahari terbit. Di makam Saidina Hussein (ra) saya sayu mendengar rintihan beberapa orang perempuan yang bersyair berlagu2 di situ. Budak2 bertiga ini pula pertama kali berjumpa dengan pemukul lalat dan berkejaran cuba memburu lalat. Semua gembira dengan makanan halal yang ada di mana saja.

Semalam Ammar bertanya adakah kami akan ke Kaherah lagi esok :D. Adam pula membuat keputusan yang dia perlu pulang ke Malaysia secepat mungkin, katanya Sabtu depan. Baru memahami perasaan kehilangan kemeriahan saudara mara agaknya.

Saya nak tulis tapi terpaksa tunggu Papaboyz edit gambar dulu.

Koleksi fridge magnet
Hmmm....saya masih kagum terbayangkan padang pasir yang walaupun tak ada apa-apa tapi ia seperti tak perlukan apa-apa.

Thursday, 9 December 2010

Pagi ini....

Sudah lebih kurang 2 minggu kami berada di bawah paras beku. Salji yang turun minggu lepas masih bersisa di jalanan. Saya bangun pagi tadi dan lihat suhu -9 darjah Celsius. Bukan yang terendah. Beberapa hari lepas ia serendah -13.

Saya memang spesies tak tahan sejuk. Kalau Papaboyz boleh berkemeja T saja dalam rumah pada waktu begini, saya kena pakai 3 lapis.

Saya pasang heater. Tapi heater tak mahu menyala! Sejak semalam dia buat hal, tapi saya mengharapkan yang selepas ia 'berehat' ia akan berfungsi semula. Tapi tidak. Heater yang ada di ruang tamu memang sudah rosak. Beberapa kali kami adukan kepada pihak pengurusan apartment kami tapi jawapan mereka masih 'stok belum sampai'. Yang baru rosak ini ialah 'portable heater' kami yang kecil.

Saya rasa sedih. Kaki dan tangan saya semua mengelupas dan pecah-pecah. Saya rasa mungkin saya ada simptom 'chillblain' (err google sendiri yer) tapi saya tak mahu makan ubat, sebab taklah teruk sangat. Adakah saya mahu masuk semula ke bawah selimut tebal itu? Tapi saya tak mahu masuk ke bawah selimut itu kerana Rasulullah (saw) mendoakan rahmat untuk umatnya yang bangun awal pagi. Lagipun saya dah berjanji dengan Papaboyz dan Adam untuk menebar roti canai pagi ini.

Ya Allah, sejuknya! Bagaimanakah aku ingin memanaskan badanku yang sejuk ini, sudah berlapis pakaian yang ku pakai. Apakah Kau akan mendatangkan kehangatan di pagi dingin musim sejuk yang sedang dilanda tiupan Artik ini?

Saya melayar internet mencari2 inspirasi pagi. Entah macam mana saya sampai kepada seseorang yg sedang bercerita tentang Nabi Allah Zakaria (as). Ketika itu baginda melarikan diri ke dalam sebuah kebun ketika dikejar kaumnya yang ingin membunuhnya. Baginda menyembunyikan diri di dalam sebatang pokok, tetapi musuhnya mendapat tahu dan mereka membelah pokok itu. Nabi Zakaria (as) mengaduh kesakitan ketika kepalanya digergaji. Turunlah Jibril (as) lalu berkata, "Ya Nabi Allah, sekiranya engkau orang yang bersabar, janganlah engkau mengeluh".....

isk..isk..saya lupa rakyat Palestin menghadapi musim sejuk ini di bawah runtuhan bangunan sahaja. Saya juga sudah lupa kesejukan Ma Yan, gadis wilayah Ningzhia yang meredah lereng2 bersalji hanya kerana hendak ke sekolah. (nanti saya tuliskan review buku itu, The Diary of Ma Yan).

Saya mahu jadi orang yang sabar. Ia jenama ahli syurga. Anda semua tidak akan dengar saya mengeluh lagi.

Friday, 26 November 2010

A Letter to Adam

Dear Adam,


Mama is writing you this letter, for the future you. Mama just want to tell you a story because surely if Mama don't write this now, none of us will remember.


Winter is approaching fast. And with winter, comes the usual hoohaah of Christmas here. You like to sing a few Christmas songs that you always hear in tv, school, everywhere. And one day Papa stopped you. Papa asked you not to sing Christmas songs anymore because we don't celebrate Christmas. We are not Christians. Allah is One, and He has no son, neither was He born. We didn't know whether you understand why we don't let you sing Christmas songs.


Then yesterday your teacher told Papa that while all your classmates were singing Christmas songs, you just stood there alone, refusing to join in.


When Mama asked you why you did not sing with your classmates, you said, with a straight face, "because we don't celebrate Christmas, we celebrate Eid! I don't know whether the Windy Winter Song is halal or not so I don't sing" hehe..where did you get the idea of a halal song Adam? Mama and Papa never used the term halal or haram for songs...


Mama is proud of you Adam. You obeyed Papa even when Papa was not there. You were not afraid even when you found you were alone in your decision. And you chose to leave it when you were not sure. You are a wise 5-year old! Mama can't thank Allah enough for having you.


Adam, when you are older, should you find life is harsh for you, and if you feel that you are not strong enough, remember this story. This is you at the very core. Remember that Mama's prayers will always be with you all your life, and Allah is always near.


Love, hugs and kisses..
Mama.

Thursday, 11 November 2010

Seven Reasons to Perform Hajj While Young

Ayah saya menunaikan haji ketika berumur 25 tahun. Ketika itu dia belum berkahwin, belum ada apa2 harta, tetapi dia telah mendahulukan seruan yang ini. Semua adik beradik saya sudah sampai ke Tanah Suci, termasuk adik bongsu saya yang ibu bapa saya bawa ketika mengerjakan umrah sewaktu umurnya kurang 3 tahun. Dalam kami adik beradik rasanya langkah saya yang paling panjang sekali tapi hanya sayalah yang belum pernah menjejak kaki ke sana. Dalam mimpi pun tak pernah :(.


Artikel ini diambil dari sini

Seven Reasons to Perform Hajj While Young
(by Ibn Shaima)
“The feet of man will not slip on the Day of Resurrection until he is asked of five things: of his life as to how he spent it, his youth as to how he used it, his wealth as to where he got it and how he spent it, and of his knowledge as to what he did with it.” (Tirmithi)

“That they may witness benefits for themselves…” (Qur’an, 22:28)

From a young age, many of us dream of going to Hajj – to see the Ka`bah in person, the Station of Ibrahim, drink ZamZam, perform tawaaf (circling the Ka`bah), wear the white garments of Hajj, and be with brothers and sisters from around the world in the greatest international gathering in the history of humanity. It is a rare opportunity for forgiveness, for change, for turning to the Creator, and for Paradise, insha’Allah (God willing).

But it can sometimes feel out of reach and far away. This is especially the case with the youth.

But as a person moves on in life, high school and university finish. There may be money left over, or loans that finally get paid off, and a person is in a position to perform Hajj. At the same time, there are many options in life. It could be marriage, travel or vacation – one has to choose. For the young, with all of life’s possibilities tugging at the heart, here are a few reasons to put one’s heart, efforts, and resources into making that life-long dream a reality: the journey of Hajj.

1. If the Door is Open, It May Never Open Again

The dream has finally had its means made easy – will you fulfill it? Life is so short on earth; we never know if this opportunity will come again. In fact, Allah subhanahu wa ta`ala (exalted is He) tells us how short life on earth is: “You stayed not but a little – if only you had known,” (Qur’an, 23:114). If the door for performing Hajj is finally open, a person should jump at the chance to perform it.

Ibn `Umar, radi allahu `anhu (may Allah be pleased with him), said, “When evening comes, do not expect (to live till) morning, and when morning comes, do not expect (to live till) evening. Take from your health (a preparation) for your illness, and from your life for your death.” (Bukhari)

2. Hasten Toward Hajj

“Expedite the performance of Hajj. For nobody knows what may obstruct one.” (Ibn Majah, Ahmad)

Along with not knowing what may obstruct one if one does not take the open opportunity to perform Hajj, the Prophet ﷺ told us to expedite the performance of Hajj. We are told to get it done, not put it on the backburner or be lax concerning its performance, or to put other things as a priority above it. It is a duty to be fulfilled for Allah, a pillar of Islam. For someone who has had the means to perform Hajj for some time and does not go, the Prophet ﷺ informed us of the state of loss of such a person: “Allah said: ‘Any of My slaves who is healthy and are of the means for five years, and did not visit My house, he is mahroom.“ (Ibn Hibban & Musnad Abu Ya’laa: 3703:1031) The direct translation of mahroom is “deprive,” meaning a person who is able to go to Hajj and does not, has deprived themselves of something good and of benefits that cannot be imagined that will be regretted on the Day of Judgment.

3. Hajj Decreases Poverty

The Prophet ﷺ said, “Keep on doing Hajj and Umrah, because they both eliminate poverty and sins just like a furnace eliminates the dirty impurities of iron, gold and silver. And an accepted Hajj has no reward less than Paradise!” (Tirmithi, Nisaa’i, Ahmad) It is important that we do not let our worries stop us from going, if we have the means. If we are concerned for our sustenance, one should perform Hajj with the expectation of improving its state, however Allah (swt) wills for that to happen.

4. The Supplication

One of the most prominent features of Hajj is supplication to Allah (swt). One does it so much on Hajj. But what is more, the supplication of Hajj is answered insha’Allah; and the best supplication is that of Arafah during Hajj.

“The warrior in the path of Allah, the one performing Hajj and the one performing Umrah are the delegations of Allah. If they call on Allah they are answered and if they ask Him for anything it is given to them.” (Ibn Maajah, Ibn Hibban)

“The best supplication is the supplication on the day of Arafah [...]“ (Tirmithi, Malik)

“There is no other day when Allah sets free more slaves from the Fire than the day of Arafah, for that day He comes nearer to them and says proudly to the angels: What do these people seek?” (Muslim)

Now for the youth looking to improve their lives – to get that nice job, get into that school, improve their relationship with Allah and draw near to Him, marry that wonderful man or woman, have that a family member come to Islam or get back on the straight path, Hajj is the place to be. Hajj is where it’s at. Think of having supplicated during Hajj and living life from now on benefitting from those supplications insha’Allah.

5. The Release from Sin

Not only is Hajj a priceless opportunity for supplication, it is a chance to wipe clean the slate of one’s mistakes and shortcomings of the past. “One who comes to this House for Hajj and avoids all lewdness and sins, he returns as he was on the day his mother gave birth to him.” (Bukhari & Muslim) Imagine having all of one’s mistakes wiped away, and having a clean and healthy conscience, mind and heart and a purified soul insha’Allah. Imagine experiencing this rebirth of sorts from a young age. It is a dream; it is priceless. But by Allah’s Mercy and Compassion, it is insha’Allah within reach for those who make Hajj. Hajj is a great way of for young person to get a head start in cleaning up the shortcomings and mistakes of the past, and thereafter look towards a much brighter future insha’Allah. Hajj is also a chance for Paradise: “An `umrah to another `umrah expiates what is in between them, and the accepted Hajj receives nothing except Paradise.” (Bukhari & Muslim) `Umrah is a like Hajj except it is shorter and can be performed at any time of the year.

6. Utilize Your Youth

Not only is Hajj a chance to be reborn in terms of one’s past mistakes and shortcomings in life, it is also a chance for the youth to take advantage of the fresh health they are often given by Allah (swt), the Most Generous.“There are two blessings which many people do not make the most of and thus lose out: good health and free time.” (Bukhari ) Take advantage of this great blessing that is guaranteed for no one. Hajj is not only a spiritual, emotional, and intellectual experience, but also a very physical one. No matter how young or in-shape you are, you will stand to benefit from every last bit of youthful energy and physical health Allah (swt) has blessed you with during Hajj.

7. Experience the World

As a young person, valuable life lessons taken from an early age are precious and can leave a lasting impression. One of the greatest life lessons anyone can learn and experience most vividly on Hajj is that human beings are equal to each other. Equal, that is, except in terms of taqwa, or God consciousness and reverence. On Hajj this is not an ideal of the mind or on the tongue, but is something put into practice, witnessed and experienced. During the Hajj itself, in part of what is known as the Farewell Sermon, the Prophet ﷺ said, “All mankind is from Adam and Eve, an Arab has no superiority over a non-Arab, nor a non-Arab any superiority over an Arab; also a white has no superiority over a back nor a black any superiority over a white, except by piety and good action. Learn that every Muslim is a brother to every Muslim and that the Muslims constitute one brotherhood.” (Excerpt from Khutbatul Wada’, amongst collections of Bukhari, Muslim, Tirmithi, Ahmad)

From virtually every nook and corner of the Earth, men and women gather together in unity and submission to God during Hajj. Men all wear the same simple, white cloth garments; men and women perform the same acts of worship; young and old and even children participate; the rich and the poor mix. Everyone is equal before God and their piety is ultimately only known to Him, and He is their final Judge. Going through such an experience on a large scale with millions of people, insha’Allah, will open up the mind, heart, and soul to what it really means to be a human being amongst everyone on earth, much less what it truly means to be a Muslim in peaceful surrender to God.

Thursday, 4 November 2010

Secebis Malaysia di Tanah Inggeris

Sudah lama saya hendak tulis tentang ini. Bulan Jun lepas kami telah melakukan kembara Jalan-jalan UK Seribu Batu. Kami berjalan2 dengan kereta tua kami yang banyak berjasa (jenama Toyota) dan selama 9 hari kami melawat selatan UK iaitu Cardiff, Bournemouth, Torquay, Cornwall dan Land's End (tanah paling hujung di kepulauan UK ini). Ohh jangan terperanjat, kami bukannya banyak duit. Semua ini kami pergi dengan bajet yang sangat2 kecil. Hendak berjalan seribu daya, tak perlu seribu duit :)

Ok lah, saya tak akan menceritakan semua. Buat masa ini saya mahu menceritakan satu tempat istimewa yang kami lawati iaitu The Eden Project, yang terletak berdekatan St Austell, Cornwall. Eden Project ialah satu taman ekosistem yang tujuan utamanya ialah untuk menyampaikan maklumat kepada pelawat tentang alam sekitar dan keadaan bumi yang kini mengalami pelbagai masalah akibat aktiviti kita sendiri.

Dalam taman itu ada 'world's largest green house'. Ia dipanggil biome. Ada 2 biomes, satu iklim tropika dan satu iklim meditteranean.

Biomes (giant greenhouse)

Statistik di pintu masuk- jika penduduk dunia dinisbahkan kepada 100 orang....(yang terlindung tu ialah 60 would be Asian)

13 would have no access to drinking water and 10 would die from tobacco related illness
Ia sangat besar. Sampaikan ada shuttle bus disediakan dari tempat letak kereta ke pintu masuk taman.


Sebaik sahaja kami menjejak kaki ke dalam biomes iklim tropika, bahang panas terus terasa. Sesuatu yang sebati dalam diri tetapi telah lama tersimpan dalam kotak memori datang menyelubungi. Rasa seperti kembali ke Malaysia! Sememangnya model untuk iklim tropika ini diambil dari Malaysia, Congo dan Brazil.

Poster di pintu masuk biome iklim Tropika

Kawasan2 beriklim tropika

Semua tumbuh2an di sini diambil dari kawasan tropika. Kemudian mereka juga mendirikan pondok kebun siap dengan motor kapcai (di sini tiada motor kapcai) dan tempayan semua ada. Pokok2 Malaysia semua mereka tanam, nak je saya patahkan daun kesum, serai, pandan semua (tapi kitorang mana ada tanah nak tanam :P)

Bunga raya kat England, mestilah kena amik gambar


Haaa ni macam kat kebun pisang Kg Jiboi

Merentas jambatan Sg Kg Jiboi

Pondok kebun yang diambil modelnya dari Sabah, yang 2 orang tu 'Melayu celup' yang offer satu air pelik (nanas + buah apa entah) kepada pengunjung


perasan tak pondok kebun pun ada satelite dish...truly malaysian hahaaha

dalam tu ada kipas angin, kelambu dan kerusi goyang rotan-- bila tengok rasa sedih pun ada :(


ni pokok apa? macam daun kari


motor kapcai

air terjun pun ada



barangan tradisional dipamerkan

Sebenarnya mereka ambil Malaysia sebab banyak pembalakan haram dan kita ada masalah penggunaan tanah untuk tanaman soya yang merosakkan kualiti tanah, ini dilakukan oleh penduduk pedalaman Sabah. Setelah diberi peluang menikmati keindahan iklim tropika, kami dipersembahkan pula dengan mesej2 dan masalah ekosistem yang Malaysia sedang alami.

lost to what? pembalakan haram :(



hehe satu2nya papan tanda yg mereka tiru

pondok Penan


"if we lose the battle against deforestation, we lose the battle against climate change"

Untuk Congo dan Brazil pula, mereka tumpukan kepada industri kopi, gula, pisang dan koko.

stesen timbang kopi

kurun ke 14 gula adalah barangan mewah

kisah pisang 'fairtrade'


info 'fairtrade bananas'


pondok buluh kebun pisang

biofuel juga tak terlepas dari 'dosa' kepada alam sekitar--kreatif, mesej diletak pada tong, i like!

Biome kedua ialah iklim Meditteranean. Ia terletak bersebelahan saja dengan biome Tropika. Hanya dipisahkan oleh sebuah food court. Memang pengalaman menarik keluar dari iklim tropika terus ke iklim Meditteranean :). Teringat pulak belajar geografi masa SPM dulu.

Iklim Meditteranean biasalah, banyak pokok2 buah2an citrus, pokok zaitun, anggur etc. Pokok2 mereka tak rimbun dan tak bertindih2 macam iklim tropika. 

pokok2nya jarang2 saja dan tak berapa tinggi

pokok tembakau

tembakau juga menyumbang kepada 'deforestation'


info minyak zaitun

Kitan Al-Felaba oleh Ibn al Awwam

puisi terselit di tengah rimbunan

Sebelum ini saya selalu juga membaca mengenai ancaman2 kepada alam sekitar, carbon footprints, fairtrade industry etc tetapi setelah pergi ke Eden Project ini barulah seperti mendapat gambaran keseluruhan (big picture) apa yang environmentalist asyik laung-laungkan. Syabas kepada mereka kerana usaha mereka melobi supaya manusia mendengar rintihan Bumi berjaya ke tahap ini. Ia memang satu  inconvenient truth.

Sebelum keluar ada kedai mereka yang agak besar menjual pelbagai barangan yang dilabel 'green' dan 'fairtrade' dari makanan hinggalah baju2 dan beg2. Seperti biasa saya pergi tengok rak buku mereka, tangkap gambar tajuk buku2 dan pergi reserve di perpustakaan awam.

buku2 berkaitan alam sekitar

Sekarang saya sedang membaca buku ini- 'Confessions of an eco sinner'

Malam itu pulang ke hotel saya tidur bermimpikan Malaysia.

Wednesday, 27 October 2010

From My Sisters' Lips

Ini memoir kolektif sekumpulan wanita Muslimah UK. Kebanyakan mereka adalah saudara baru dan ini kisah mereka melawan arus kehidupan silam mereka, dan juga masyarakat sekeliling. Yang menarik adalah kebanyakan mereka adalah niqabi (niqabi ialah wanita yang berpurdah). Termasuk penulis memoir ini, Naima Robert. Beliau adalah seorang African British yang ayahnya seorang atheis dan ibu beragama tradisi Zulu.

Mereka menceritakan pengalaman mengenali Islam. Kebanyakan cerita adalah hidayah datang dari sumber yang tidak disangka2. Bagaimana mereka merasakan yang mereka memang tidak dapat melarikan diri dari membuat penyerahan diri kepada Allah swt dan kembali ke fitrah mereka. Pengalaman mereka pertama kali mengucapkan syahadah, sesuatu yang kita takkan dapat rasai kerana kita dilahirkan dalam keluarga Muslim. Begitu juga pengalaman pertama kali mengenakan hijab.

Bagi penulis, penerimaan Islam secara total (dari ketauhidan hinggalah ibadah dan pemakaian) berlaku secara beransur2. Ia berkadar langsung dgn tahap ilmu. Pada permulaan memang banyak prinsip Islam yang ditentangnya. Ketika itu kata hatinya ialah cukuplah saja hanya mengakui keesaan Allah dan kerasulan Nabi Muhammad (saw), maka aku orang Islam. Tetapi orang yang rajin mencari tentu tak akan disia-siakan Allah. Semakin dalam dia belajar, semakin terbuka hatinya. 

Satu perkara yang membuatkan beliau yakin dgn ilmu Islam ialah jatidiri ilmuwan Islam merekod kesahihan kata2 Rasulullah saw, atau lebih dikenali dengan Ulum Al Hadith (Science of Hadith). Ia cabang ilmu yg tiada dalam agama lain.Ia menggambarkan kematangan ilmuwan Islam zaman lampau. Sampai 2 mukasurat dia menceritakan kekaguman dia dan rakan2 saudara baru lain dengan Sains Hadith ini.

Selepas membaca kekagumannya, saya mula berfikir, ilmu sains yg kita ada sekarang, adakah kita mengambil kira siapa atau bagaimana sifat perawinya? Tidak, kan? Bagaimana kita benar2 tahu itu kata2 Hippocrates? Adakah kita mengambil kira seorang saintis yg melakukan kajian itu bukan seorang penipu, tiada masalah kesihatan berkaitan otak, tidak mengalami kenyanyukan? Alhamdulillah kebelakangan ini setiap researcher dikehendaki mengisytihar 'conflict of interest' dan keterlibatan penaja2 dalam kajiannya, sekurang2nya ada usaha untuk menilai kejujuran perawi ilmu itu. Malah apa2 praktis perubatan sekarang adalah bersandarkan kepada 'graded evidence' contohnya kalau Gred A adalah berdasarkan trial klinikal besar2an (randomized clinical trial). Sistem ini samalah seperti sistem gred sesuatu hadith samada ia sahih, hasan, lemah atau palsu.

(Sebenarnya saya malu sendiri sebab sebelum ini tak pernah pun terkagum dengan klasifikasi hadith2, hanya tahu hadith ada peringkat2nya tapi tak pernah tahu yang betapa susah-payah-jerihnya mereka cuba membersihkan cabang ilmu ini dari pencemaran fakta dengan dongeng).

Bukan mudah seorang saudara baru untuk belajar mencintai Rasulullah saw. Ia konsep baru untuk mereka, berbanding kita yg telah diperkenalkan dengan baginda sejak kita kecil. Bukan mudah juga untuk meninggalkan pakaian lama dan mengubah seluruh 'wardrobe' mereka. Atau meninggalkan kebiasaan berparti. Tetapi dengan bertambahnya ilmu dan pemahaman, menjalani kehidupan sebagai muslimah bukanlah sesuatui yg terlalu sukar atau mustahil. Ini saya sertakan perasaan penulis ketika membuat keputusan untuk berpurdah (lebih kurang setahun selepas dia memeluk Islam).

"Wearing the niqab, choosing to cover in that way, seemed the least I could do to thank my Lord, to show my gratitude, to enact my submission. I didn't have time to waste on petty concerns- I had been given this chance to make something better, and I decided to take it. And, at that moment, other people's opinions, their hang-ups and point of view, faded into the background; my eyes were fixed on the pleasure of Allah."

Yang menarik ialah penulis ketika itu bekerja sebagai penyambut tetamu di sebuah kolej di London, tetapi majikan2nya yang bukan pun beragama Islam tidak kisah dia bertutup litup seperti itu. (Aahhh Mr Sarkozy, this is something that the French should learn from the British. An independent person should be given his/her rights to dress however he/she likes.)

Satu perkara yang ditulis ialah tentang tahap ilmu Islam dalam sesebuah masyarakat Islam. Saya bersetuju dengan pendapat penulis yang jika satu masyarakat Islam itu mempunyai tahap ilmu Islam yang rendah, yang akan paling merana ialah wanitanya. Ketika itu wanita Islam akan ditindas, tidak diberi hak sepatutnya, disunat dengan kejam (female genital mutilation- satu tradisi masyarakat Islam Afrika), menunggu kes cerai selesai bertahun2 (biasa dengar?), dijadikan simbol sex dan kecantikan (IFF konon). Sedangkan wanita di zaman Rasulullah saw menerima ajaran terus dari baginda, bersoal-jawab dengan baginda, dijadikan sumber rujukan etc.

Jika anda mempunyai kawan2 yg berminat dgn Islam, tetapi anda tidak pandai / malu2 untuk berkomunikasi dengannya, saya fikir buku ini hadiah yang sesuai untuknya. Sesuai juga untuk Muslim yang masih selesa di takuk lama.

Sunday, 24 October 2010

Kisah Ambulans

Semalam saya menonton siri perubatan popular 'House' iaitu bagi yang tidak tahu, adalah kisah seorang pakar diagnostik yang bermulut celupar dan ketagih ubat tahan sakit. Saya terperanjat kerana di dalam ambulans dalam cerita itu, ada tersedia IV Streptokinase, iaitu ubat pencair darah yang sgt berkesan sebagai 'clot buster' atau pemecah darah beku. Sedangkan di Malaysia ubat ini hanya boleh diguna di hospital pakar sahaja, hospital daerah pun tak ada ubat ini. Adakah betul Amerika secanggih itu, hingga Streptokinase pun ada dalam ambulans?

Baru2 ini pun Tun M ada menulis tentang pengalamannya mendapat khidmat ambulans dan paramedik di Melbourne. Bunyinya seperti mereka agak professional.

Memang paramedik Malaysia banyak kelemahan. Pertama, mereka takut memulakan rawatan (berdasarkan pengalaman saya sahaja). Kedua, komunikasi dengan kumpulan yang akan menerima di unit kecemasan juga hampir tiada. Sedangkan mortaliti boleh banyak dikurangkan kalau org2 yang pertama tiba ini lebih berani.

Saya beri contoh satu pengalaman saya. Saya oncall malam itu. Sebuah ambulans dengan 2 paramedik keluar ke kawasan kemalangan berdekatan. Kemudian salah seorang menelefon kawannya yg tinggal bertugas dengan saya di unit kecemasan. Kawannya beritahu saya, "dr, diorang suruh siap untuk resus (resuscitation), ada 2"

Maksudnya kedua2 mangsa adalah kategori kritikal. Tapi paramedik tu bukannya nak cakap terus dgn saya, (sedangkan saya bukannya garang sangat). Ada benda yang saya nak tanya. Daripada 2 mangsa seorang berjaya stabil dan dihantar ke hospital besar. Seorang lagi menemui ajal di zon resusitasi kami. Malam itu saya naik angin sebab ada beberapa perkara yang boleh paramedik2 itu buat tapi mereka tak buat (yang berkemungkinan mengubah outcome). Mereka kata "takkan dr expect kitorang nak gitu gini kat tgh jalan tu, ramai orang tgh kerumun, kitorang scoop and run je lah" Sebenarnya saya faham situasi mereka. Tapi sekiranya mereka bekerja di Paris ketika Lady D menemui kemalangan di dalam terowong itu, mereka tentu akan disoalsiasat habis2an (tapi dalam kes Lady D paramedik yang menstabilkan dia telah dipuji).

Sebenarnya paramedik di Malaysia banyak latihan. Mereka berkursus bersama2 dengan doktor2, terutama untuk pengendalian trauma. Sijil yang mereka dapat pun sama dengan doktor, kecuali passing marks saja yang berbeza. Pernah juga mereka dapat markah lebih dari doktor yang berkursus sama. Tapi mereka memang belum lagi berani sebagai first responder. Mungkin mereka perlu dihantar bekerja di luar negara baru keberanian mereka akan timbul.

Saturday, 23 October 2010

Ammar ke sekolah

Sudah lebih kurang 6 minggu Ammar sekolah. Di sini sekolah bermula pada umur 3 tahun. Tahun pertama ialah nursery, atau playschool.

Ammar sangat gembira ke sekolah. Nak menyiapkan dia ke sekolah pun senang. Kalau Adam yang saya letih bebelkan setiap pagi untuk makan, mandi, siap, tapi bagi Ammar sangat senang. Dia bangun seawal 6 pagi, minum susu botolnya dan terus cergas bermain, minta dimandikan dan makan sarapan. Pukul 7.30 baru abangnya bangun.


posing dulu

Adam and Ammar


bye bye to Abid


sampai di sekolah

Adam: be a good boy Amai....

main snake and ladder dulu sebelum masuk kelas

dengan Hanie

3 sekawan budak Melayu- Rizqi, Hanie, Ammar

main picture puzzle

Abid menyibuk sekejap

I can cook!

eloklah tu Amai, masuk periuk dalam microwave..

this is red pepper (Abid enter frame lagi)

main pasir pulak
Hakikatnya nama saja sekolah, tapi ia sebenarnya ia adalah a place of structured play. Ada kawan2, ada dewasa yg mengawasi, ada sesi mendengar cerita, menyanyi bersama, makan bersama. Walau banyak macam mana pun saya boleh mengajarnya di rumah, tapi ada beberapa perkara yg hanya dia akan dapat di sekolah. Antaranya kemahiran bersosial, main pasir (sah-sahla takkan dapat main kat rumah), input dari pelbagai cikgu, belajar berfungsi di bawah autoriti lain etc etc. Sebelum dia ke sekolah kami tak tahu pun yang dia agak berani menonjolkan diri, ini sangat berbeza dengan Adam. Dia juga telah memukul budak lain (!) pada minggu kedua sampai papanya dipanggil oleh cikgu...hehe (ya ampun ye kalau budak itu Rizqi atau Hanie).


Ada satu lagi peristiwa yang memberi kami gambaran personalitinya yang sangat berbeza dengan Adam. Jika dulu Adam selalu mengadu yang dia tak pernah dapat naik basikal di nursery-nya, setiap kali mesti ada budak yang dah dapat dulu basikal itu. Tapi minggu lepas Ammar bercerita dengan saya..

Mama : What did u do at school today Ammar?
Ammar: I play the bicycle..
Mama : Did u get to the bicycle first? (alamak, dah takut dah adakah dia guna kekerasan utk mencapai matlamatnya?)
Ammar: No, a boy was playing it. I said to the boy- Get off the bicycle! (aarrgghhh! tension mama dengar)
Mama: That's not good, you must say please, can I have my turn...
Ammar: But I carry Rizqi at the back, then I carry Hanie at the back...I pedal, Rizqi and Hanie dont pedal because pedal only at the front...

OK Ammar....niat dah baik, tapi matlamat tak menghalalkan cara...

Satu hari dia tiba2 menangis di sekolah. Cikgunya pun tak tahu kenapa. Bila di rumah saya tanyakan dia. Dia jawab "because i cannot find you Mama" :( sedihh.. kemudian saya tanya apa dia buat selepas itu. Dia kata "I go to the kitchen and cook pizza like you.." Ammar..Ammar... memang luaran dia ganas tapi sentimental jugak... (ehh macam saya ke? :P)